Pada bulan November 2015 Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,47 persen dan Kota Bukittinggi juga mengalami inflasi sebesar 0,83 persen.
Inflasi di Kota Padang terjadi karena adanya peningkatan indeks pada 5 (tiga) kelompok pengeluaran antara lain; kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1,40 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,29 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,53 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,19 persen. Sementara 2 (dua) kelompok lainnya mengalami deflasi antara lain; kelompok sandang sebesar -1,06, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,02 persen.
Laju inflasi tahun kalender sampai bulan November 2015 Kota Padang adalah sebesar -0,92 persen, dan Kota Bukittinggi sebasar 0,97 persen, sedangkan laju inflasi year on year (November 2015 terhadap November 2014) Kota Padang sebesar 1,72 persen, dan Kota Bukittinggi sebesar 2,83 persen.
Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera 19 (sembilan belas) kota mengalami inflasi dan 4 (empat) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukittinggi sebesar 0,83 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bungo sebesar 0,07 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar -1,02 persen dan terendah di Kota Dumai sebesar -0,02 persen. Kota Padang menduduki posisi ke 6 di Sumatera dan posisi ke 17 dari seluruh kota yang mengalami inflasi secara nasional. Sedangkan Kota Bukittinggi menduduki posisi pertama dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera dan ke 5 secara nasional