Pada bulan April 2016 Kota Padang dan Kota Bukittinggi mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,92 persen dan 1,59 persen.
Deflasi di Kota Padang terjadi karena adanya penurunan indeks pada 4 (empat) kelompok pengeluaran antara lain; kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 2,21 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,32 persen, kelompok sandang sebesar 0,02 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 1,69 persen. Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,24 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,34. Sedangkan 1 (satu) kelompok yaitu kelompok Pendidikan, rekreasi, dan Olahraga tidak mengalami perubahan.
Laju inflasi tahun kalender sampai bulan April 2016 Kota Padang sebesar 0,49 persen dan Kota Bukittinggi sebesar -0,35 persen. Laju inflasi year on year (April 2016 terhadap April 2015) Kota Padang sebesar 4,97 persen, dan Kota Bukittinggi sebesar 4,69 persen.
Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera seluruhnya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,79 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Bungo sebesar 0,12 persen. Kota Padang menduduki posisi ke-9 di Sumatera dan posisi ke-10 dari seluruh kota yang mengalami deflasi secara Nasional. Sedangkan Kota Bukittinggi menduduki posisi ke-2 dari seluruh kota yang mengalami deflasi di Sumatera dan juga secara Nasional.